HAKIKAT DAN
KARAKTERISTIK IPS
Menurut sumber lain S.Nasution
mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah
mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah
yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas
berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan
psikologi sosial.
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi
tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang
bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan
yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun
di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati
masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
a. Ilmu Sosial
(Sicial Science)
Achmad Sanusi memberikan batasan
tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial
terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan
biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.
b. Studi Sosial (Social Studies).
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi
Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan
lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social.
Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai
berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan
merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar dan dapat
berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial.
c. Pengetahuan
Sosial (IPS)
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:
8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner
(Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996: 4) bahwa IPS
merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.
Berdasarkan kerangka tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala
dan masalah social di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam
kurikulum sekolah di Indonesia karena pertumbuhan IPS di Indonesia tidak
terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat
pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde
Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di
bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan.
Kelima masalah tersebut antara lain:
1. Kuantitas,
berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
2. Kualitas,
menyangkut peningkatan mutu lulusan
3. Relevansi,
berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.
4. Efektifitas
sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
5. Pembinaan
generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi kepentingan
pembangunan nasional.
B. Karakteristik
IPS dapat dilihat dari 2 perspektif :
-Interdisipliner yang artinya bisa dilihat dari satu rumpun mata pelajaran.
-Multidisipliner yaitu dapat dilihat dari berbagai aspek dan
rumpun mata pelajaran.
Hubungan IPS dengan Mata Pelajaran Lainnya:
Ø
Hubungan IPS dengan Mapel Agama
Kesadaran akan adanya
keterbatasan dari diri manusia telah ada sejak manusia itu ada. Keterbatasan
akan memahami kejadian alam seperti gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya.
Keterbatasan manusia memahami peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
seperti kelahiran, kematian,sakit dan mimpi. Kesadaran ini menyadarkan manusia
akan adanya kekuatan diluar dari dirinya yang tidak tampak dan diluar jangkauan pikirannya yaitu disebut
kekuatan supranatural.
Dari adanya kesadaran akan
kekuatan supranatural itulah lahir sistem kepercayaan. Seperti kepercayaan pada
roh nenek moyang (animisme), kepercayaan pada kekuatan alam (dinamisme), kepercayaan yang menganggap suci binatang
tertentu (totemisme), pemujaan kepada pelaksanaan upacara (shamanisme), percaya
pada dewa-dewa (politheisme), dan sebagainya.
Ø
Hubungan IPS dengan Bahasa Indonesia
Bahasa mencerminkan kepribadian
individu dan kebudayaan masyaraktnya, dan pada gilirannya bahasa turut
membentuk kepribadian dan kebudayaan. Hubungan antara bahasa seorang individu
dan kepribadiannya, seperti juga halnya hubungan antara bahasa dan kebudayaan.
Cara berbicara seseorang mencerminkan kepribadiannya, gaya kognitifnya dan
disposisi kepribadiannya.Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang
tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang
terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata
bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan
baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Ø
Hubungan IPS dengan Pendidikan Kewarganegaraan
Memiliki kesadaran dan kepedulian
terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai
dan kebudayaan masyarakat serta menjadi warga negara yang baik. Mempersiapkan
siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran
dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
C. Tujuan
Pendidikan IPS
Di sepanjang sejarahnya IPS
selama ini memiliki 5 tujuan yaitu :
1.
IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social
sciences jika ia nantinya masuk perguruan tinggi.
2.
IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang
baik.
3.
IPS yang hakikatnya merupakan suatu kompromi
antara tujuan 1 dan 2.
4.
IPS mempelajari closed areas atau masalah-masalah
sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka umum.
5.
Menurut pedoman khusus bidang studi dan
pembelajaran IPS mengarah kepada 2 hal.
a.
Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar
moral pancasila / UUD 1945.
b.
Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan,karena untuk dapat
memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah sosial perlu ada
pandangan terbuka dan rasional.
Sedangkan menurut KTSP 2006:
• Agar siswa
memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dg kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
• Memiliki
kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan sosial.
• Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
• Memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dlm masyarakat majemuk,
di tingkal lokal, nasional dan global.
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :
1. pengetahuan
dan pemahaman,
2. sikap hidup
belajar,
3. nilai-nilai
sosial dan sikap, dan
4. keterampilan.
Tujuan utama ilmu pengetahuan
sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pelajaran ips di sekolah di organisasikan secara baik.
Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi
yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak
akan mencapai tujuannya.
Simpulan
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat
terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini
disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama
yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu
mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar
melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat.
Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap
peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Disusun Oleh :
Ò RIJAL HARYANTO 06316 1111 079
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU
PENGETAHUAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH
SUKABUMI
No comments:
Post a Comment